Slider
Slider
Slider
Slider

Kami Adalah Distributor
Produk Aqua Terbesar Di Jogjakarta

TEMUKAN KESEGARAN DAN KEUNIKAN PRODUK-PRODUK KAMI

AQUA

AQUA adalah pelopor air minum higenis dalam kemasan di Indonesia. Aqua tersedia dalam kemasan botol plastik 330 ml, 600 ml, 750 ml dan 1500 ml serta kemasan gelas plastik 240 ml dan kemasan galon 19 L.

LEVITE

Vit Levite adalah minuman rasa buah jeruk yang segar. Kesegaran sari jeruknya berpadu dengan kemurnian Aqua, menghasilkan minuman yang bertekstur ringan dengan rasa manis yang pas.

MIZONE

Mizone yang tadinya merupakan minuman isotonik, sekarang hadir pula dalam format Mizone Fres’in. Mizone Fres’in yang mengandung white tea extract serta vitamin yang bermanfaat bagi tubuh.

AQUA REFLECTIONS

AQUA Reflections adalah air segar dalam kemasan botol 380 ml berornamen batik yang elegan untuk pribadi Indonesia modern, dinamis, dan selalu ingin maju dan hidup secara sehat.

APA KATA PELANGGAN

Tentang Layangan Kami dan Produk-Produk Aqua

Produk Aqua menjadi salah satu sumber pemasukan usaha kami. Terima Kasih Mitra Mulia Kalasan atas supportnya..

- Toko Jaya Abadi Berbah

Aqua laris manis di Kedai makan kami, saya jadi mendapat pemasukan tambahan.

- KEDAI NAZILI KALASAN

Menjadi Outlet Aqua Mitra Mulia Kalasan menambah omset dan toko kami semakin berkembang.

- Toko Barokah Klaten

Sudah 2 Tahun saya berlangganan Aqua melalui Mitra Mulia Kalasan, Pengiriman Tepat Waktu dan Petugasnya Ramah-Ramah.

- Toko Aneka Usaha Cawas

Jos Gandos Berlangganan Aqua di Mitra Mulia Kalasan. Dijamin mudah dan selalu menjaga ketersediaan Stok

- Toko Budi Utomo Prambanan

Jangkauan Pemasaran

Mitra Mulia Kalasan memiliki jangkauan pemasaran meliputi wilayah Jogja Utara hingga seluruh wilayah di Kabupaten KLATEN. Mari bergabung dan berkembang bersama kami untuk bisnis yang lebik baik dimasa depan. Apa yang akan anda temukan bersama kami,

STOCK TERJAMIN

Kami selalu menjaga ketersediaan stock untuk kelancaran bisnis anda.

HARGA KOMPETITIF

Kami selalu menjamin harga yang kompetitif untuk kelangsungan bisnis.

DISTRIBUSI CEPAT

Kami menjamin kelancaran distribusi sampai di tempat anda secara cepat.

SDM RESPONSIF

Kami menjamin layanan yangpPrima melalui SDM-SDM yang berpengalaman.



PELANGGAN

IKUTILAH JEJAK MEREKA YANG TELAH BERKEMBANG BERSAMA KAMI,,

Retail
60%
Outlet
15%
Agen
10%
Toko
25%

BERITA BLOG

Sunday, May 29, 2016

Diskusi PreSeller Mitra Mulia Kalasan






Mitra Mulia Kalasan
Team Preseller Mitra Mulia Kalasan
Diskusi menjadi kebiasaan Team Preseller. Tidak hanya dalam kondisi meeting informal, akan tetapi juga dilakukan secara informal di warung kopi atau dimanapun tempat yang nyaman. 

"....Hal ini berguna untuk mensikapi kondisi bisnis saat ini yang penuh dengan persaingan". begitu pendapat team preseller Mitra Mulia Kalasan yang terdiri dari Suryanto, Mei, Agung dan Dimas.

Apa yang didapat dari diskusi ini adalah solusi-solusi kreatif atas problema lapangan serta munculnya idea-idea segar yang mampu mendorong berkembangnya pemasaran produk seperti kehendak perusahaan.

Mereka sadar bahwa ada banyak "ancaman" dari kompetitor diluar sana. Siapa yang dapat bertahan dan menang dalam persaingan bisnis adalah mereka yang siap dengan terobosan-terobosan unik yang berbeda dengan kompetitor lain dan diterima oleh pelanggan.




Cerita Inspiratif Pendiri Aqua, Tirto Utomo

Tirto Utomo Pendiri Aqua
Cerita ini tentang perjuangan Pak Tirto Utomo dalam merintis Air Minum Aqua, dari dihina banyak orang sampai sekarang menjadi air minum dalam kemasan terbesar di Indonesia.

Cerita ini sangat inspiratif dan harus dishare untuk semua Sobat Studentpreneur, baik yang sudah mempunyai bisnis atau yang masih dalam tahap ingin mempunyai bisnis.

Bukan sekedar tips bisnis untuk pemula, namun tentang ketangguhan mental Pak Tirto, strategi bisnis beliau ketika Aqua masih sangat kecil, sampai alasan kenapa harus berafiliasi dengan Danone.

Pak Tirto yang lahir pada Maret 1930 bekerja di perusahaan asing ketika masih muda. Ketika tamu perusahaannya yang orang asing berkunjung ke Indonesia, banyak yang mengeluh soal air minum. Mereka banyak yang sakit perut, atau sekedar tidak suka rasa air minum saat itu, yang memang hanya direbus dari air tanah.

Selain itu, Pak Tirto yang juga sering ditugaskan ke luar negeri oleh perusahaannya, mengamati bahwa di luar negeri, sudah banyak sekali air mineral dalam botol yang dijual dan dikonsumsi secara bebas. “Wah, di Indonesia tidak ada nih, “ pikir beliau saat itu. Pak Tirto mulai menangkap adanya peluang air putih dalam kemasan yang saat itu tidak ada di Indonesia.

Pak Tirto pun memutuskan untuk belajar mengenai cara membuat air minum dalam kemasan ke Bangkok, Thailand. Saat itu, dia sampai ditertawakan oleh Bapak Ibnu Sutowo, salah satu petinggi militer Indonesia. Bapak Ibnu Sutowo sempat mengatakan, “Tirto, kamu itu kok aneh-aneh. Di Indonesia ini air sampai banjir-banjir, lah kok kamu mau jualan air putih”. Wajar saja kalau Pak Ibnu berpendapat seperti itu, karena di Indonesia memang semua orang minum langsung dari rebusan air tanah, tidak ada industry air minum sama sekali.

Namun, Pak Tirto menunjukkan ketangguhannya. Ciri-ciri seorang entrepreneur dengan jelas dia perlihatkan, sikap pantang menyerah! Beliau sangat yakin bahwa Aqua akan maju dengan cepat, karena memang tidak mempunyai saingan di Indonesia. Maka beliau memutuskan keluar dari perusahaan dan membangun pabrik Aqua di Bekasi pada tahun 1973. Ada cerita menarik ketika Pak Tirto akan membuat Aqua ini. Nama awal Aqua adalah Puritas.

Namun, ketika Pak Tirto membuat logonya, desainer logo tersebut memberikan saran bahwa nama Puritas terlalu sulit untuk dilafalkan, dan menyarankan memakai nama Aqua saja yang artinya air. Pak Tirto langsung senang dan mengganti nama Puritas menjadi Aqua. Produksi segera dimulai pada tahun 1974 dan mulai dijual pada Oktober 1974. Semua sudah sesuai rancangan, optimism membumbung tinggi, kesuksesan di ujung mata, dan… Aqua TIDAK LAKU!!

Pasar Indonesia masih belum bisa menerima air minum dalam botol. Mereka menganggap minum air rebus dari air tanah sudah cukup. Penjualan terus merosot, sampai 3 tahun terpaksa Pak Tirto memberikan ultimatum pada timnya. Kalau sampai tiap bulan masih harus ada investasi tambahan untuk biaya operasional, maka terpaksa aqua harus ditutup. Akhirnya, tim penjualan mengujicoba konsep ekstrem. Harga Aqua dinaikkan tinggi, dengan harapan margin semakin besar untuk menutup kerugian. Ajaibnya, jumlah penjualan bukannya turun, malah naik dengan sangat drastis! Itulah titik balik kebangkitan Aqua.

Pasar Aqua ketika itu masih terbatas orang asing atau ekspatriat yang bekerja di Indonesia. Contohnya salah satu perusahaan Korea yang mengerjakan proyek tol Jagorawi menjadi pelanggan setia Aqua. Kalau pekerja Indonesia hanya minum kopi atau teh, justru ekspat di perusahaan tersebut hanya minum air putih botolan merk Aqua.

Pada tahun 1984, barulah Aqua masuk ke pasar lokal, namun masih sangat eksklusif di toko-toko tertentu. Sudah mulai ada pelanggan tetap air galonan, namun sangat terbatas di kalangan eskpatriat. Saat itu, di pasar air dalam kemasan yang laris terjual dan ada di hampir semua toko adalah berwarna merah (tidak perlu menyebut merknya, namun saya rasa anda pasti sudah tahu merk apa itu). Aqua sendiri hampir tidak terlihat di pasaran.

Namun bukan Pak Tirto namanya kalau menyerah begitu saja. Beliau mempunyai cita-cita di setiap toko, ada warna biru (logo Aqua berwarna biru) diantara warna merah. Dimulailah strategi guerilla marketing ala Pak Tirto. Dimulai di kota Jakarta, setiap warung dan pedagang rokok diber 3 botol gratis pada awalnya.

Waktu itu tim penjualan banyak yang bertanya pada Pak Tirto, “loh pak kok Cuma 3 botol?”. Namun beliau justru menjawab, dengan hanya 3 botol tiap toko, maka setiap 2 botol laku, tinggal 1 botol. Hal ini akan membuat kesan Aqua sangat laris. Mulailah ketika 3 botol itu habis, warung-warung dan pedagang rokok memesan ulang Aqua, dan kali ini sudah membayar, tidak lagi gratis.

Strategi distribusi ini memang kelihatan sederhana, namun berhasil membuat Aqua tersebar dimana-mana. Dengan cepat masyarakat lokal bisa menemukan Aqua di pedagang kecil, pasar, restoran, dan hotel sekalipun. Target Pak Tirto juga sangat tinggi. Sekian persen untuk pasar, sekian persen untuk restoran, sekian persen untuk hotel, yang penting Aqua ada dimana-mana. Perlahan pengakuan masyarakat terhadap merk Aqua pun mulai timbul, meskipun masih sangat kecil. Masih banyak yang merasa aneh kenapa mereka harus membeli air dalam botol, ketika air rebus dari air tanah masih bisa diminum.

Kembali lagi kecemerlangan strategi bisnis Pak Tirto keluar. Aqua berusaha mengasosiasikan produknya dengan “air minum sehat”. Mereka berusaha mengedukasi pasar bahwa air minum botolan lebih segar dan sehat daripada air rebusan. Caranya? Dengan cara memberikan banyak sponsorship pada acara-acara olahraga dan anak muda.

Puncaknya, Aqua menjadi salah satu sponsor PON, Pekan Olahraga Nasional yang merupakan kompetisi olahraga terbesar nasional. Akhirnya mindset terbentuk pada masyarakat, Aqua ini airnya atlet, airnya orang sehat, jadi kalau mau sehat, ya harus minum Aqua. Mindset kuat ini berhasil membuat market dari air minum dalam kemasan menjadi besar, dan Aqua pun menjadi booming di masyarakat.

Seperti layaknya gadis yang semakin cantik dan sexy, pasar air minum dalam kemasan yang membesar pun tampak sangat sexy di mata banyak orang. Akhirnya kompetitor atau pesaing pun mulai bermunculan. Aqua yang awalnya menjadi single player di industri ini, mendadak harus bersaing dengan beberapa kompetitor sekaligus. Internal perusahaan menjadi tidak tenang, mereka takut Aqua kalah dalam persaingan.

Sekali lagi, Pak Tirto menunjukkan kelasnya sebagai pengusaha sukses yang telah matang. Beliau hadir bagaikan obat penenang untuk internal perusahaan. Bukannya kawatir, Pak Tirto malah bersyukur dengan kehadiran kompetitor tersebut.Beliau berkata, “Jangan takut sama kompetitor, rangkullah mereka.

Karena dengan competitor, saya yakin industri semakin maju. Berarti masyarakat justru akan semakin teredukasi tentang sehatnya air minum kemasan ”. Ketenangan ala Pak Tirto ini menyuntikkan semangat baru pada internal perusahaan Aqua. Resiko sebagai pioneer adalah diserang berbagai pihak pesaing. Bukannya stress atau tertekan, Pak Tirto itu justru suka tertawa sambil menggelengkan kepalanya dengan lucu. Beliau adalah orang yang berpikiran sangat positif, sederhana, dan menyenangkan bagi banyak pihak.

Guncangan terbesar Aqua terjadi ketika sosok penenang sekaligus bapak dari semua karyawan Aqua, Pak Tirto, meninggal di usianya yang ke 64 tahun. Praktis ketika beliau meninggal pada tanggal 16 Maret 1994, hari itu juga menjadi hari terkelam dalam sejarah Aqua. Pihak internal perusahaan sekali lagi sempat kehilangan arah. Mungkin kalau dibandingkan dengan dunia bisnis modern, bagi Aqua, kehilangan Pak Tirto sama saja dengan kehilangan Steve Jobs bagi Apple. Pihak manajemen merasa Aqua membutuhkan sosok kuat yang sudah berpengalaman, yang mempunyai karakter yang sama dengan Pak Tirto.

Maka dengan niatan tersebut, kerjasama historis dengan Danone dari Prancis pun terwujud. Danone yang merupakan salah satu perusahaan air minum dalam kemasan terbesar di dunia adalah solusi terbaik bagi Aqua untuk mewujudkan cita-cita Pak Tirto. Kerjasama antara Aqua dan Danone semakin memantapkan posisi Aqua sebagai air minum terbesar di Indonesia. Cita-cita Pak Tirto untuk membuat warna biru sejajar dengan warna merah pun semakin mendekati kenyataan.

Source : https://studentpreneur.co



Sejarah Singkat Perkembangan Aqua

Sejarah Aqua
Aqua adalah sebuah merek air minum dalam kemasan (AMDK) yang diproduksi oleh PT Aqua Golden Mississippi Tbk di Indonesia sejak tahun 1973. Selain di Indonesia, Aqua juga dijual di Malaysia, Singapura, dan Brunei. Aqua adalah merek AMDK dengan penjualan terbesar di Indonesia dan merupakan salah satu merek AMDK yang paling terkenal di Indonesia, sehingga telah menjadi seperti merek generik untuk AMDK.

Saat ini, terdapat 14 pabrik yang memproduksi Aqua dengan kepemilikan berbeda-beda (3 pabrik dimiliki oleh PT Tirta Investama, 10 pabrik dimiliki oleh PT Aqua Golden Mississippi, dan pabrik di Berastagi, Sumatera Utara dimiliki oleh PT Tirta Sibayakindo).

Sejak tahun 1998, Aqua sudah dimiliki oleh perusahaan multinasional dalam bidang makanan dan minuman asal Prancis, Grup Danone, hasil dari penggabungan PT Aqua Golden Mississippi dengan Danone.

Aqua didirikan oleh Tirto Utomo (1930-1994), warga asli Wonosobo yang setelah keluar bekerja dari Pertamina, dan bekerja di Petronas, mendirikan usaha air minum dalam kemasan (AMDK).

Tirto berjasa besar atas perkembangan bisnis atau usaha AMDK di Indonesia, karena sebagai seorang pionir maka Almarhum berhasil menanamkan nilai-nilai dan cara pandang bisnis AMDK di Indonesia.

Sejarah

Aqua untuk saat ini merupakan market leader dalam medan persaingan berbagai produk air mineral di Indonesia. Posisinya yang kuat disebabkan oleh faktor Aqua sebagai produk air mineral yang pertama kali hadir di Indonesia serta strategi promosi dan pemasaran yang gencar. Metode promosi yang digunakan adalah terutama melalui iklan di media elektronik dan cetak, mensponsori berbagai acara, serta instalasi iklan billboard secara luas.

Dalam pemasarannya, grup distribusi Aqua memiliki jaringan distribusi air mineral yang terluas di Indonesia, yang mana menembus sampai hampir ke setiap sudut kepulauan. Jumlah titik stok (gudang) semakin diperbanyak secara agresif sejak tahun 2005, sehingga mampu menyediakan penetrasi pasar yang lebih luas melalui rantai suplai dan penghantaran.

Gudang stok ditempatkan pada area-area yang memiliki outlet retail yang banyak, termasuk pasar tradisional, sehingga setiap gudang dapat melayani masing-masing area geografis dalam waktu yang sesingkat mungkin.
Awal pendirian

PT Aqua Golden Mississippi didirikan pada tahun 1973 di Indonesia. Ide mendirikan perusahaan AMDK timbul ketika Tirto bekerja sebagai pegawai Pertamina pada awal tahun 1970-an dan pegawai Petronas pada awal dekade 1980-an.[1] Ketika itu Tirto bertugas menjamu delegasi sebuah perusahaan Amerika Serikat. Namun jamuan itu terganggu ketika istri ketua delegasi mengalami diare yang disebabkan karena mengonsumsi air yang tidak bersih. Tirto kemudian mengetahui bahwa tamu-tamunya yang berasal dari negara Barat tidak terbiasa meminum air minum yang direbus, tetapi air yang telah disterilkan.

Ia dan saudara-saudaranya mulai mempelajari cara memproses air minum dalam kemasan di Bangkok, Thailand.[1] Ia meminta adiknya, Slamet Utomo untuk magang di Polaris, sebuah perusahaan AMDK yang ketika itu telah beroperasi 16 tahun di Thailand. Tidak mengherankan bila pada awalnya produk Aqua menyerupai Polaris mulai dari bentuk botol kaca, merek mesin pengolahan air, sampai mesin pencuci botol serta pengisi air, karena di Indonesia sama sekali tidak ada. Atasan Tirto, Ibnu Sutowo juga mengatakan: "Aneh Tirto iki, banyu banjir kok diobokke dalam botol".[1]

Tirto mendirikan pabrik pertamanya di Pondok Ungu, Bekasi, dan menamai pabrik itu PT Golden Mississippi dengan kapasitas produksi enam juta liter per tahun.[1] Tirto sempat ragu dengan nama PT Golden Mississippi yang meskipun cocok dengan target pasarnya, ekspatriat, namun terdengar asing di telinga orang Indonesia.[2] Sebelum bernama Aqua, dahulu bernama Puritas (nama lain dari Pure Artesian Water), yang berlogo daun semanggi.

Tetapi, Eulindra Lim, mengusulkan untuk menggunakan nama Aqua karena cocok terhadap imej air minum dalam botol serta tidak sulit untuk diucapkan. Ia setuju dan mengubah merek produknya dari Puritas menjadi Aqua, karena kata Puritas sulit diucapkan. Dua tahun kemudian, produksi pertama Aqua diluncurkan dalam bentuk kemasan botol kaca ukuran 950 ml dengan harga jual Rp. 75, hampir dua kali lipat harga bensin yang ketika itu bernilai Rp.46/liter.[1]


Perkembangan dan akuisisi oleh Danone

Pada tahun 1982, Tirto mengganti bahan baku (air) yang semula berasal dari sumur bor ke mata air pegunungan yang mengalir sendiri (self-flowing spring) karena dianggap mengandung komposisi mineral alami yang kaya nutrisi seperti kalsium, magnesium, potasium, zat besi, dan sodium.

Willy Sidharta, sales dan perakit mesin pabrik pertama Aqua, merupakan orang pertama yang memperbaiki sistem distribusi Aqua.[1] Ia memulai dengan menciptakan konsep delivery door to door khusus yang menjadi cikal bakal sistem pengiriman langsung Aqua. Konsep pengiriman menggunakan kardus-kardus dan galon-galon menggunakan armada yang didesain khusus membuat penjualan Aqua secara konsisten menanjak hingga akhirnya angka penjualan Aqua mencapai dua triliun rupiah pada tahun 1985.[1]

Pada tahun 1984, pabrik Aqua kedua didirikan di Pandaan, Jawa Timur sebagai upaya mendekatkan diri pada konsumen yang berada di wilayah tersebut. Setahun kemudian, terjadi pengembangan produk Aqua dalam bentuk kemasan PET 220 ml. Pengembangan ini membuat produk Aqua menjadi lebih berkualitas dan lebih aman untuk dikonsumsi.

Pada tahun 1995, Aqua menjadi pabrik air mineral pertama yang menerapkan sistem produksi in-line di pabrik Mekarsari. Pemrosesan air dan pembuatan kemasan Aqua dilakukan bersamaan. Hasil sistem in-line ini adalah botol Aqua yang baru dibuat dapat segera diisi air bersih di ujung proses produksi, sehingga proses produksi menjadi lebih higienis.

Pada tahun 1998, karena ketatnya persaingan dan munculnya pesaing-pesaing baru, Lisa Tirto sebagai pemilik PT Aqua Golden Mississipi sepeninggal suaminya Tirto Utomo, menjual sahamnya kepada Grup Danone pada 4 September 1998. Akusisi tersebut dianggap tepat setelah beberapa cara pengembangan tidak cukup kuat menyelamatkan Aqua dari ancaman pesaing baru.

Langkah ini berdampak pada peningkatan kualitas produk dan menempatkan Aqua sebagai produsen air mineral dalam kemasan (AMDK) yang terbesar di Indonesia. Pada tahun 2000, bertepatan dengan pergantian milenium, Aqua meluncurkan produk berlabel Danone-Aqua.

Pasca akuisisi

Danone meningkatkan kepemilikan saham di PT Tirta Investama dari 40% menjadi 74%, sehingga Danone kemudian menjadi pemegang saham mayoritas Aqua. Aqua menghadirkan kemasan botol kaca baru 380 ml pada 1 November 2001.

2001
Banjir besar yang melanda Jakarta pada akhir tahun menggerakkan perusahaan untuk membantu masyarakat dan juga para karyawan Aqua sendiri yang terkena musibah tersebut. Aqua menang telak di ajang Indonesian Best Brand Award. Mulai diberlakukannya Kesepakatan Kerja Bersama (KKB 2002-2004) pada 1 Juni 2002.

2003
Perluasan kegiatan produksi Aqua ditindaklanjuti melalui peresmian sebuah pabrik baru di Klaten pada awal tahun. Upaya mengintegrasikan proses kerja perusahaan melalui penerapan SAP (System Application and Products for Data Processing) dan HRIS (Human Resources Information System).

2004
Peluncuran logo baru Aqua. Aqua menghadirkan kemurnian alam baik dari sisi isi maupun penampilan luarnya. Aqua meluncurkan varian baru Aqua Splash of Fruit, jenis air dalam kemasan yang diberi perisa rasa buah stroberi dan orange-mango. Peluncuran produk ini awalnya ingin memperkuat posisi Aqua sebagai produsen minuman.

Sebenarnya Aqua Splash Of Fruit bukanlah air mineral biasa, namun masuk dalam kategori beverages. Sehingga di dalam penjualannya tidak boleh dijemur seperti produk air mineral, namun harus dimasukkan ke dalam lemari pendingin atau cooling box. Sayangnya, hal ini tidak terlalu diperhatikan oleh konsumen dikarenakan kurangnya sosialisasi oleh pihak Aqua. Pada tahun yang sama, Aqua melakukan PHK (pemutusan hubungan kerja) massal untuk seluruh pabrik, depo dan termasuk kantor pusat.

2005
Danone membantu korban tsunami di Aceh. Pada tanggal 27 September, Aqua memproduksi Mizone, minuman bernutrisi yang merupakan produk dari Danone. Mizone hadir dengan dua rasa, yaitu orange lime dan passion fruit.

2006-2008
Danone berupaya untuk membuat pabrik di Serang, namun karena Danone didemo oleh warga sekitar, Bupati, DPRD dan LSM, serta terlebih lagi kasus ini sudah sampai Gubernur Banten yang bukan menjadi rahasia merupakan Putri dari "penguasa" Banten maka Danone dengan terpaksa kalah atau membatalkan pembuatan Pabrik di Serang.

Sebenarnya Danone bisa berhasil membuat pabrik di Serang seandainya Danone mau membuatkan fasilitas umum yaitu air bersih bagi warga sekitar, karena sebenarnya yang dibutuhkan warga sekitar itu hanyalah air bersih bukannya hanya sekadar survei atau malah penghijauan. Keadaan inilah yang sayangnya justru dimanfaatkan oleh segelintir orang untuk mencari keuntungan pribadi.

2009
Danone akan mulai membuat pabrik baru di Cianjur, ini merupakan pengalihan dari pabrik Serang yang pembangunannya sementara ditunda.

2010
Aqua mengalami perubahan signifikan pada struktur organisasi dan operasionalnya. Perubahan tersebut adalah proses delisting PT Aqua Golden Mississippi dari Bursa Efek Indonesia (BEI) karena berbagai kasus sehingga status badan hukum PT AGM menjadi perusahaan tertutup. Aqua juga memperkenalkan inovasi baru pada tutup galonnya untuk menjaga kemurnian alam.

2011-2012
Aqua menyelenggarakan kampanye It's in Me untuk sosialisasi hidup sehat kepada konsumen.

2013
Aqua menyelenggarakan 40 tahun Aqua, program ulang tahun Aqua ke-40 dengan tagline Bersama untuk Indonesia, dengan peluncuran logo baru.

2014-sekarang
Aqua mengadakan kampanye iklan Ada Aqua?.


Sumber https://id.wikipedia.org/wiki/Aqua_(air_mineral)




Contact Us

Contact Form

Name

Email *

Message *